Taka - teki pembebasan kini banyak menuai cuitan dari pendukung pemberi pengampunan maupun tetangga sebelah. Lantas apakah ini terbatas pada wacana yang harus dipertimbangkan lagi? Atau pembebasan itu merupakan jatah yang harus diterima bila bertolak dari; rupa - rupa pertimbangan? Semua bisa terjadi.
Imbas pembebasan ini sebagian menghasilkan hembusan angin segar dan lainnya justru puting beliung. Jokowi dinilai melakukan suatu tindakan yang sangat berbahaya sebab membebaskan seorang teroris dan penjahat yang sangat mengancam kententraman bangsa. Dengan kata lain ia membebaskan pengacau demi kepentingan kedudukannya; walaupun hal itu dilakukan atas dasar pertimbangan kemanusiaan.
Entah sungguh - sungguh atau sekedar cuitan lepas tentang GOLPUT; kini mulai banyak bergelantungan di berbagai media sosial: sebagai imbas karya pembebasan itu. Rasa kecewa dan amarah menjadi tampak jelas pada setiap pengungkapan verbal sebagai respon atas karya tadi. Banyak yang menaruh rasa cemas, takut dan trauma terhadap pembebasan pencipta tabiat tercela (AbB), hingga gagasan demi gagasan mewarnai teka - teki ini, dan karenanya sebagian harus mengambil sikap Golongan Putih - yang seharusnya tidak perlu sampai pada pengambilan sikap itu. Kendati demikian; setiap orang: baik yang berada dalam pihak pemberi pengampunan maupun tetangga sebelah memiliki otoritas keberpihakan: yang darinya tidak bisa diberi tekanan dan paksaan.
Hal penting yang mesti dilakukan adalah tetap menggunakan hak pilih berdasarkan aturan - aturan yang berlaku - dan yang paling menentukan pilihan itu adalah suara nurani dan pertimbangan budi masing - masing. Kedua hal itulah yang sanggup melihat dan memilahkan yang baik dan buruk. Baik pemberi pembebasan maupun tetangga sebelah sama - sama manusia yang masing - masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Keduanya bisa dinilai: memiliki sisi baik dan sisi buruk. Maka untuk itu lebih baik Minus Malum dari pada GOLPUT. Golongan Putih hanya akan mengkerdilkan nurani dan pemahaman untuk sebuah kemajuan bersama; sedangkan menggunakan hak pilih dengan pertimbangan budi dan nurani secara baik, akan menyanggupkan orang melihat dan memilahkan yang sedikit buruknya untuk sebuah kemajuan bersama yang lebih baik.