Dengarlah dan semestapun tahu
Hari ini ada rahim terkelupas
Menampakan raga lunglai: yang kini dihitung hari
Menetap pada lempeng tajam yang mengorbit, namun tidak menusuk...
Memahat sejarah: ada tapak baru menjajak bulat pepat
Itulah kelahiran
Hari kelahiran...demikian ujarku...
Antara hidup dan mati wanita,
Mengisi perbendaharaan hati bersama anyaman jemari kasih,
Menoreh pelangi pada buah rahim,
Hingga malam menyulam fajar dan kembali malam
Dan lihatlah...
Titipan itu tertambat pada Firdaus yang terluka:
Warisan purba yang tak layak ditengok.
Tapak penjajak tak dapat berpaling jejak.
Prasasti kehidupan senantiasa diukir, walu kadang mengerang: diantara orkestra dedaun kering yang runtuh...
Hari kelahiran menatap ini...begitu kusebut.
Kecemerlangan kelak diretas kini,
Membingkai pada jejak pencarian.
Dalam kedinian jejak penjajak menuai tanya:
Apakah yang disandangnya kelak?
Hari kelahiran ini...dibantai zaman yang sudah ketinggalan zaman.