TUHAN atau YAHWE disebut esa. Ungkapan ini diterjemahkan: TUHAN itu Allah Kita. TUHAN itu esa. Dalam bahasa aslinya: Yahweh elohenu Yahweh e`khad, yang diterjemahkan: TUHAN adalah Allah kita,TUHAN saja; artinya tiada Allah lain yang menjadi Allah kita kecuali TUHAN.
Pertama-tama ungkapan itu menunjukan bahwa bagi Israel, berdasarkan firman dan karya Allah, tidak ada Allah yang lain kecuali TUHAN. Hal yang demikian juga dinyatakan oleh Musa di Ulangan 4:39 yang berbunyi: sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi dibawah, tidak ada yang lain.
Secara polemis adanya allah-allah yang lain seolah-olah diakui. Akan tetapi secara polemis juga ditunjukan, bahwa Tuhan Allah adalah lain dibandingkan dengan allah-allah tadi. Contohnya dewa Baal. Sekalipun oleh para penyembahnya diakui bahwa ada satu Baal, namun dewa ini disembah menurut tempat dan keadaannya: ada Baal-Berit (Hakim-Hakim 8:33), Baal-Gad (Yoshua 11:15), Baal-Hazor (2 Samuel 13:23), Baal-Peor (Bilangan 25:3,5) dan sebagainya. Akan tetapi TUHAN adalah satu, dimana saja; tidak ada TUHAN-Sinai, TUHAN-Silo, TUHAN-Yerusalem. TUHAN adalah TUHAN dimana saja Ia disembah.
Esa lebih diartikan sebagai HANYA TUHAN SAJA yang menjadi Sekutu Israel (Umat-Nya). Hanya TUHANlah yang Allah adanya; di luar TUHAN tidak ada yang patut dikasihi sebagai sekutu Israel.
Di dalam perjanjian baru gagasan ini semua mendapat arti yang jauh lebih mendalam lagi; sebab satu-satunya Allah yang benar itu ternyata di dalam Firman dan karya-Nya telah memberikan kesempurnaan kasih-Nya, yaitu di dalam pengitusan Anak-Nya yang Tunggal Yesus Kristus. Maka konsekwensi etis dari penyembahan kepada Tuhan Allah, yang benar-benar Allah tadi, bagi hidup bersama ialah bahwa orang beriman harus sehati dan sejiwa (Kisah para Rasul 4:32; Filipi 2:2,3).
Kata esa bukan ditekankan pada angka satu matematis, melainkan KONSEKWENSI penyembahan kepada satu-satunya yang boleh disebut ALLAH.
0 Comments