Oleh karena Tuhan adalah Mahatinggi, maka Ia tidak dapat dilihat oleh manusia. Bahwa Tuhan Allah tidak dapat dilihat ini juga bukan karena tabiat ilahi-Nya yang gaib, yang tidak berwujud, yang bersifat rohani dan akali, juga bukan karena kesimpulan akal Israel, melainkan karena Tuhan Allah tidak menghendaki dilihat oleh manusia. Oleh karena itu dalam Keluaran 33:20 Tuhan Allah Memperingatkan Musa, bahwa Musa tidak akan tahan memandang wajah Tuhan Allah. Hal itu bukan disebabkan karena tabiat ilahi Tuhan Allah yang gaib, melainkan karena tidak ada orang yang memandang Tuhan Allah dapat hidup.
Menurut Alkitab (Keluaran 33:11) Tuhan Allah berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya, artinya bahwa percakapan itu dilakukan dalam persekutuan yang akrab sekali. Jadi dasar Musa dapat melihat YANG TIDAK DAPAT DILIHAT itu adalah persekutuannya dengan Tuhan Allah yang akrab sekali. Yohanes 1:18 menunjuk kepada gagasan yang demikian juga: sebab tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi bahwa Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. Ungkapan di pangkuan Bapa menunjukan suatu persekutuan yang akrab sekali.