Dalam Mazmur 102:26-28 disebutkan: Dahulu sudah Kau letakan dasar bumi dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang sama seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah tetapi Engkau tetap sama dan tahun-tahun-Mu tidak akan berkesudahan. Dari ayat-ayat ini jelaslah hubungan antara kekekalan Tuhan Allah dan hakekat-Nya yang diungkapkan sebagai Allah yang tidak berubah, atau Yang Tetap Sama. Bahwa Tuhan Allah tidak berubah diuraikan juga di Yakobus 1:17, dimana disebutkan, bahwa Tuhan Allah adalah segala terang dan bahwa pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Tuhan tidak berubah atau tetap sama berarti bahwa Ia tidak akan melepaskan umat-Nya yang telah menjadi sekutu-Nya itu, sekalipun umat-Nya sering mengubah sikapnya terhadap Tuhan-Nya.
Di dalam Alkitab hubungan Tuhan Allah dengan manusia terjadi di dalam kejadian-kejadian yang konkrit di dalam sejarah. Di sepanjang sejarah itulah Tuhan Allah membuktikan dengan firman dan karya-Nya, bahwa tetap sama (Mazmur 102:26-28), bahwa Ia tidak berubah ( Maleakhi 3:6), bahwa pada-Nya tidak ada perubahan (Yakobus 1:17), di dalam menjadi sekutu umat-Nya. Ia setia kepada keputusan itu sampai selama-lamanya. Jelaslah bahwa kesetiaan Tuhan Allah terhadap diri-Nya sendiri dan terhadap rencana-Nya adalah kekal selama-lamanya.  Agar Tuhan Allah dapat setia pada diri-Nya dan kepada maksud-Nya, sering Ia harus mengubah jalan-Nya demi keselamatan umat-Nya yang sering tidak setia itu. Berdasarkan hal itu, hakekat Tuhan Allah yang diungkapkan dalam keadaan-Nya yang tidak berubah itu barang kali lebih dapat dikalimatkan dengan ungkapan: keteguhan-Nya atau bahwa Tuhan Allah dapat dipercaya.