Injil Barnabas adalah sebuah buku yang menggambarkan kehidupan Yesus, dan mengaku Barnabas sebagai murid Yesus, yang dalam hal ini mengaku bagian salah satu dari keduabelas rasul. Dua naskah yang diketahui telah ada, keduanya tertanggal dibuat di akhir abad ke-16 dan masing-masing ditulis dalam bahasa Italia dan Spanyol-meskipun naskah dalam bahasa Spanyol sekarang sudah hilang, teks yang masih ada hanya dalam transkrip abad ke-18 yang tidak utuh.
Isi dari Barnabas panjangnya yang sama dengan keempat Injil kanonik yang sudah disatukan, dengan alur cerita tentang pelayanan Yesus, banyak hal yang serasi dari kisah ini yang juga ditemukan dalam Injil kanonik. Namun, dalam beberapa hal kunci, isinya merujuk pada penafsiran Islam tentang Kristen dan bertentangan dengan ajaran di Perjanjian Baru Kristen.
Injil ini dianggap oleh sebagian besar akademisi, termasuk dari kalangan Kristen dan sebagian Muslim (seperti Abbas el-Akkad) datang terlambat dan pseudopigrafa; Namun, beberapa akademisi menunjukkan bahwa ini mungkin mengandung beberapa sisa-sisa dari sebuah karya apokrif sebelumnya (mungkin Gnostik, Ebionite atau Diatessaronic), yang telah disusun ulang untuk membawa ke pemahaman yang lebih sejalan dengan doktrin Islam. Beberapa Muslim memandang versi yang masih ada ini sebagai transmisi asli dari keduabelas rasul yang ditindas. Beberapa organisasi Islam mengutipnya untuk mendukung pandangan Islam tentang Yesus.
Individu Barnabas sendiri bukan murid langsung sekaligus tidak termasuk dalam kelompok keduabelas rasul Yesus Kristus yang pertama. Ia adalah seorang Yahudi asal Siprus yang menjadi penganut Kristen atas pemberitaan Injil oleh para rasul.

Indikasi Pemalsuan
Injil Barnabas telah terbukti oleh para akademisi pada umumnya (termasuk para sarjana Kristen dan sebagian Muslim) sebagai sebuah tulisan yang belakangan sebagai tulisan palsu. Misalnya pendapat mendiang Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad. Seorang guru besar terkenal di Universitas Al Azhar di Cairo, Mesir. Dia mengajak umat Muslim sedunia untuk menjauhkan diri dari Injil Barnabas. Dalam bukunya “Hayatul Masih fit Tarikh was Kusyufil ‘ashril Hadiets”, (Cairo: Darul Hilal) ia menguraikan kepalsuan Injil tersebut. Ia berkesimpulan kitab ini bukan saja menyerang ajaran agama Kristen tetapi juga Islam (lihat bagian Analisismengenai penyangkalan ajaran Islam dalam Injil Barnabas). Namun, beberapa kalangan akademisi mengatakan bahwa Injil ini kemungkinan mengandung sejumlah sisa dari karya apokrif yang lebih awal yang disunting untuk disesuaikan dengan Islam, barangkali Gnostik (Cirillo, Ragg) atau Ebionit(Pines) atau Diatessaron (Joosten). Beberapa sarjana Muslim menganggap bahwa versi-versi yang masih ada justru meneruskan ajaran-ajaran asli dari kedua belas rasul yang ditindas. Beberapa organisasi Islam mengutipnya untuk mendukung pandangan Islam tentang Yesus. Berhubung Injil ini rupanya ditulis dalam bahasa Italia (yang baru menjadi bahasa tulis pada abad ke-15), sedangkan Injil-Injil kanonik ditulis di dalam bahasa Yunani (bahasa internasional pada abad ke-1 M), maka Injil Barnabas ini tidak dapat disejajarkan dengan ke empat injil lainnya, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.

Sejarah tekstual
Pada umumnya para sarjana sepakat bahwa teks Barnabas yang disebutkan untuk pertama kalinya dalam salah satu dari dua manuskrip yang dikenal, dilaporkan terdapat dalam naskah "Morisco BNM MS 9653" di Madrid, yang ditulis sekitar 1634 oleh Ibrahim al-Taybili di Tunisia. Ketika menggambarkan bagaimana menurut pandangannya Alkitab meramalkan Muhammad, ia berbicara tentang "Injil Santo Barnabas di mana orang dapat menemukan terang" ("y asi mesmo en Elanjelio de San Barnabé donde de hallara luz"). Hal ini disebutkan kembali pada 1718 oleh deise Irlandia John Toland, dan disebutkan pada 1734 oleh George Sale dalam The Preliminary Discourse to the Koran:
Umat Islam juga mempunyai sebuah Injil dalam bahasa Arab, yang dihubungkan dengan St. Barnabas, dan di dalamnya sejarah Yesus Kristusdikisahkan dalam cara yang sangat berbeda dengan apa yang kita temukan dalam Injil-injil sejati, dan sesuai dengan tradisi-tradisi yang telah diikuti oleh Muhammad di dalam Qur’annya. Tentang Injil ini, orang-orang Morisco di Afrika mempunyai sebuah terjemahannya dalam bahasa Spanyol; di perpustakaan Pangeran Eugene dari Savoy, terdapat sebuah naskah tua, yang mengandung terjemahan dalam bahasa Italia dari Injil yang sama, yang, demikian anggapan orang, dibuat untuk digunakan oleh para pengkhianat. —The Preliminary Discourse to the Koran, p. 79.
Kalimat-kalimat di atas tampaknya merujuk kepada versi-versi dari kedua naskah yang dikenal, versi bahasa Italia dan bahasa Spanyol.
Kemunculan Injil Barnabas sebelumnya
Sebuah "Injil menurut Barnabas" disebutkan dua kali dalam daftar karya-karya apokrif Kristen perdana: Decretum Gelasianum (tidak lebih tua dari abad ke-6), serta tulisan dari abad ke-7 List of the Sixty Books (Daftar ke-60 Kitab). Daftar-daftar ini adalah saksi-saksi independen, tetapi dalam kedua kasus di atas tidak dapat dipastikan apakah si penyusun benar-benar telah melihat kesemua karya yang didaftarkan itu. Lebih jauh, daftar-daftar ini tidak memberikan rincian tentang isi karya-karya itu, dan tidak ada alasan untuk mengasumsikan bahwa teks Injil Barnabas dari abad ke-6 dan ke-7 ini adalah teks yang sama dengan yang kita bicarakan sekarang. M. R. James, New Testament Apocrypha (1924) menyangkal bahwa karya-karya yang disebutkan dalam daftar itu memang benar-benar pernah ada.
Karya ini tidak boleh dicampurkan dengan Surat Barnabas yang selamat, yang diduga telah ditulis pada abad ke-2 di Alexandria. Antara kedua tulisan ini tidak ada hubungan dalam gaya tulisan, isi atau sejarahnya, selain bahwa kedua-duanya menganggap dirinya ditulis oleh Barnabas. Tentang masalah sunat, kedua pengarang memegang pandangan yang sangat berbeda. Pandangan 'Surat Barnabas' yang menolak praktik-praktik Yahudi dan pandangan 'Injil Barnabas' yang menganjurkan praktik-praktik Muslim. Keduanya pun tidak boleh dibingungkan dengan Kisah perbuatan Barnabas yang telah ditemukan, yang menyampaikan laporan tentang perjalanan, kematian Barnabas sebagai seorang martir dan penguburannya; dan yang pada umumnya diduga telah ditulis di Siprussekitar setelah tahun 431.
Pada 478, pada masa pemerintahan Kaisar Zeno, uskup agung Anthemios dari Siprus mengumumkan bahwa sebuah tempat penguburan tersembunyi dari Barnabas telah dinyatakan kepadanya dalam sebuah mimpi. Tubuh orang suci itu konon telah ditemukan di sebuah gua dengan sebuah salinan dari Injil Matius yang kanonik di dadanya. Hal ini disampaikan oleh Theodorus Lector yang sezaman, yang kemungkinan sekali hadir ketika tulang-tulang dan kitab Injil itu dipersembahkan oleh Anthemios kepada kaisar. Sejumlah peneliti, yang menegaskan bahwa Injil Barnabas itu memang sebuah naskah kuno, mengajukan pendapat bahwa teks yang konon ditemukan pada 478 harus diidentifikasikan sebagai Injil Barnabas, tetapi tidak ada saksi sezaman yang mendukung pandangan ini. Menurut sebuah tradisi abad pertengahan yang dilestarikan di biara Sumela di selatan Trabzon, relikui-relikui Barnabas kemudian dipersembahkan kepada biara itu oleh Yustinianus; tetapi kemudian hilang satu abad kemudian ketika tentara-tentara Persia menduduki Alpen Pontus dalam peperangan mereka melawan Heraclius.
Pada tahun 1986, sempat diklaim bahwa sebuah salinan awal Injil ini dalam bahasa Suriah telah ditemukan dekat Hakkari (bdk. Hamza BektaÅŸ dalam Ä°lim ve Sanat Dergisi, Maret-April 1986, dan «Türkiye» dari 25 Juli 1986, "Barnabas Bible Found", dalam Arabia4/1985/ 1405/ No. 41/ Jan.-Febr./ Rabi Al-Thani, hlm. 46, "Original Bible Barnabas Found in Turkey", dalam The Minaret 12, 3; 1.+ 16. April, 1985, n.p.) Namun, tak lama kemudian dilaporkan bahwa naskah ini sesungguhnya hanya mengandung materi dari Alkitab yang kanonik (Ron Pankow, "The Barnabas Bible?", dalam: Arabia 1985/1405//Maret-April/ Rajib, t.t.)